Laboratorium PAUD, Prodi Kesehatan, Serta Pusat Kajian dan Bantuan Hukum Akan Berdiri Di Kampus III UNUSIA
Universitas Nahdlatul Ulama
Indonesia (UNUSIA) terus melakukan pembenahan di setiap lini. Pembenahan-pembenahan
ini diperlukan karena mengikuti perkembangan zaman, namun tidak meninggalkan
tradisi serta ajaran ahlus sunnah wal
jama'ah (ASWAJA). Sebagai kampus “pendatang” baru, perkembangan
UNUSIA sangat menjanjikan. Hal ini bisa terjadi karena kampus nusantara ini
(sebutan lain dari UNUSIA) memiliki Sumber Daya Manusia yang mumpuni.
Banyak potensi UNUSIA yang
harus “digali” dan dikembangkan demi membantu peningkatan pendidikan
masyarakat. Dalam forum tahlil rutinan dosen-dosen UNUSIA, yang diadakan di
Jonggol, Bogor (15/10/2017), dengan candaan khasnya, Syahrizal Syarif (Wakil Rektor Bidang Akademik)
menyatakan “mendirikan prodi kesehatan itu sangat penting, apalagi beberapa
istri dosen UNUSIA mempunyai latar belakang dokter, sehingga bisa “dimanfaatkan”
untuk membantu prodi kesehatan”.
Prodi kesehatan ini
diharapkan bisa menjadi cikal bakal munculnya Fakultas Kedokteran UNUSIA.
Pembangunan Fakultas Kedokteran ini sangat memungkinkan karena UNUSIA mempunyai
lokasi yang representatif di Parung, Kabupaten Bogor (Kampus III).
Dalam waktu dekat ini, di kampus III akan berdiri Laboratorium
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). “Laboratorium PAUD didirikan di kampus III,
selain untuk menjadi sarana pelatihan bagi mahasiswa Prodi PAUD UNUSIA, juga
bisa dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar yang akan memberikan pendidikan bagi
anak-anak” kata Ketua Prodi PAUD UNUSIA, Waspada.
![]() |
Selfie dengan latar belakang papan nama dr. Titin, istri Taufik (dosen UNUSIA) yang mendapat giliran menjadi tuan rumah tahlilan rutin |
Kampus III UNUSIA mempunyai lokasi
yang setrategis untuk mengembangkan potensi-potensi UNUSIA yang masih “terpendam”,
karena tata letak Kampus III berada di pedesaan dan tanahnya masih luas. Wilayah
Parung, Kabupaten Bogor diprediksi akan berkembang pesat, hal ini bisa terjadi
karena dampak dari terus menerusnya pembangun di DKI Jakarta. Sehingga potensi
permasalahan juga akan semakin banyak terutama terkait dengan permasalahan
tanah. Untuk mengantisipasi banyaknya konflik tersebut, dalam pertemuan tahlil
rutin yang diadakan oleh dosen UNUSIA ini juga tercetus niatan untuk memiliki
Pusat Kajian dan Bantuan Hukum (PKBH) UNUSIA, hal ini diperlukan sebagai upaya
kampus untuk memberikan ruang kepada para dosen dan mahasiswa hukum dalam
mengabdikan ilmunya kepada masyarakat yang membutuhkan. Semua rencana yang dibicarakan di forum tahlil rutin tersebut akan ditingkatkan menjadi pembicaraan "kunci" dalam rapat pimpinan UNUSIA. (mts)
Komentar
Posting Komentar